Mungkin, nama desa Pemuteran, Bali belum seterkenal desa Penglipuran atau desa Jatiluwih. Tapi desa Pemuteran juga ga kalah menarik untuk dijadikan sebagai destinasi liburan di Bali.
Berlokasi di kecamatan Gerokgak, kabupaten Buleleng, desa Pemuteran memiliki daya tarik berupa panorama alam yang indah dengan suasana pegunungan yang hijau dan asri.
Banyak wisatawan datang ke desa yang berada di tepi pantai ini, dengan tujuan ingin merasakan suasana liburan di pantai dan gunung.
Seperti bermain voli pantai, berjemur, menyelam atau naik ke bukit kursi Pemuteran sambil menikmati suasana pantai Pemuteran yang tenang.
Namun sayang seribu sayang, sejak pandemi Covid datang, aktivitas wisata di desa yang berlokasi sekitar 15 km dari Taman Nasional Bali Barat tersebut perlahan meredup.
Habis Gelap Terbitlah Terang
Siapa yang menyangka bahwa pandemi akan ‘memporak porandakan’ hampir semua aktivitas manusia.
Sebagian besar masyarakat di desa Pemuteran pun kehilangan mata pencahariannya. Dan sedikit banyak berimbas pada banyak hal termasuk aktivitas pendidikan anak-anak disana.
Ya situasi pandemi mengharuskan anak-anak untuk belajar secara daring (online) sehingga harus memiliki gawai serta kuota internet.
Sementara sebagian besar masyarakat setempat merupakan masyarakat menengah ke bawah yang memiliki penghasilan terbatas. Dan merasa kesulitan untuk memfasilitasi kebutuhan tersebut.
Namun ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa habis gelap terbitlah terang.
Yang artinya bahwa setiap manusia pasti akan mengalami masa-masa sulit, namun setelahnya pasti akan ada masa-masa membahagiakan.
Nah salah satu masa membahagiakan tersebut datang menghampiri setelah sosok Gede Andika hadir.
Gede Andika adalah seorang anak muda berusia 25 tahun asal desa Pemuteran yang memiliki minat tinggi pada dunia pendidikan. Ia memiliki sudut pandang yang luas dan baru dalam mengatasi setiap permasalahan.
Menyikapi dampak pandemi Gede Andika pun tergerak untuk membangun komunitas yang peduli pada Pendidikan anak-anak di pelosok Bali.
Gede Andika Merupakan Sosok Visioner di Bidang Pendidikan
Gede Andika menyadari bahwa sebagai daerah pariwisata, desa Pemuteran memiliki potensi yang sangat besar dan sayang sekali apabila tidak dimanfaatkan dengan baik.
Maka di bulan Mei 2020 Andika memutuskan untuk membuka tempat kursus bahasa Inggris untuk anak-anak SD hingga SMP.
Bahasa Inggris merupakan bahasa yang wajib dikuasai oleh warga setempat, mengingat banyak turis asing yang datang mengunjungi tempat wisata di desa mereka.
Uniknya siswa yang berminat kursus diminta membayar dengan sampah plastic yang dikumpulkan dari limbah rumah tangga masing-masing.
Andika mendirikan tempat kursus bahasa Inggris dengan nama Kreasi Edukasi Bahasa dan Literasi Lingkungan (Kredibali).
Kredibali tidak hanya mengajarkan bahasa Inggris secara langsung tapi juga mengedukasi anak didiknya agar peduli terhadap lingkungan melalui tindakan mendaur ulang sampah serta berbagi pada sesama umat manusia yang kurang mampu.
Program Kredibali dalam Mengentaskan Pendidikan Anak-anak di desa Pemuteran
Dalam melaksanakan programnya, Kredibali bekerjasama dengan beberapa pihak. Selain bekerjasama dengan perangkat desa setempat. Kredibali juga bekerjasama dengan Plastic Exchange, sebuah Lembaga nirlaba di Bali yang mengelola bank sampah.
Seperti yang sudah disebutkan diatas, setiap siswa yang ingin mengikuti kursus harus membayar menggunakan sampah plastik limbah rumah tangga. Sampah tersebut dikumpulkan dan ditimbang dengan satuan kilogram.
Kemudian sampah plastik ditabung di Plastic Exchange untuk ditukar beras. Beras yang didapat akan dibagikan kepada penduduk lanjut usia yang kurang mampu di sekitar desa Pemuteran.
Khusus untuk acara pembagian beras ini dilakukan setiap semester setelah tes kemajuan kompetensi.
Gede Andika Mendapatkan Penghargaan SATU Indonesia Awards
Menjadi sosok anak muda yang inspiratif di jaman now membuat Gede Andika mendapatkan apresiasi Satu Indonesia Awards di bidang pendidikan dan lingkungan hidup dengan kategori khusus, Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi Covid-19.
Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards merupakan wujud apresiasi Astra untuk generasi muda, baik individu maupun kelompok yang memiliki kepopuleran dan melakukan perubahan untuk berbagi dengan masyarakat sekitarnya.
Di bidang Kesehatan, Pendidikan, lingkungan, kewirausahaan dan teknologi serta satu kategori kelompok yang mewakili lima bidang tersebut.
Semoga semakin banyak sosok inspiratif di bidang pendidikan serta generasi muda yang memiliki #SemangatBergerakdanTumbuhBersama lainnya yang mampu memberikan kontribusi dalam membangun negeri kita tercinta ini.
Yuk #BangkitBersamaUntukIndonesia !
Standing applause nih buat Bli Andika. Orang-orang kayak beliau ini nih yg harus diperbanyak. Salut sekali sama gebrakannya buka kursus bahasa Inggris tapi cukup bayar dengan sampah plastik dari limbah rumah tangga.
Semoga konsisten terus ya Bli. Dan banyak yg bisa mencontohnya dalam bidang apa pun.